Apakah Anak Kita Sudah Layak Mengendarai Kendaraan Bermotor?


Kecelakaan lalu lintas sering terjadi di Indonesia, baik di kota maupun di desa, baik tunggal maupun beruntun. Hal ini terjadi selain karena lalu lintas yang (mungkin) sesak, juga akibat banyak pengemudi yang sebenarnya belum terlalu mahir. Indikasi perekonomian yang semakin meningkat dan  mudahnya kredit kendaraan mengakibatkan pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor.

Dari kondisi inilah kemudian bermunculanlah pengemudi-pengemudi baru di jalan raya, termasuk anak-anak. Padahal dari segi teknis mereka belum sepenuhnya menguasai. Tapi demi gengsi dan tak ingin berdesakan dalam angkutan umum, mereka terpaksa menjalankan kendaraan bermotor meski masih sering membahayakan diri sendiri maupun orang lain. Yang sering terlihat, banyak sekali anak di bawah umur mengendarai kendaraan bermotor (termasuk sepeda motor) tanpa menggunakan pengaman (misal helm), atau bahkan sambil mengetik SMS.

Setiap orang tua berhak membahagiakan anaknya dengan memberikan fasilitas kendaraan bermotor. Namun jangan lupakan kontrol serta pengawasan memadai, jangan sampai justru mengkorbankan anak anda. Lalu hal apa saja yang perlu diperhatikan bagi setiap orang tua sebelum memberikan kunci kendaraan pada anaknya.

Berikut beberapa kiat untuk orang tua: 
1.Pastikan usia anak anda sudah memenuhi syarat untuk memperoleh Surat Ijin Mengemudi (SIM). Jangan pernah memberikan kendaraan kepada anak yang belum memiliki SIM.

2.Cermati kondisi emosinya. Anak yang emosinya belum matang cirinya antara lain suka marah (gampang marah), sensitif, egosentris berat, dan moodnya naik turun.

3.Berikan pengetahuan tentang manfaat, potensi bahaya, konsekuensi serta resiko yang bisa terjadi dari mengemudi kendaraan.

4.Berikan pengetahuan dasar tentang safety driving. Informasinya bisa anda peroleh dari buku dan internet maupun kepolisian.

5.Beri pengetahuan dasar serta contoh mengenai mengemudi yang benar dan pentingnya mematuhi aturan lalu lintas. Lebih bagus lagi jika anda mau memasukkan anak ke sekolah mengemudi profesional.

6.Lakukan evaluasi teori dan praktik atas pengetahuan safety driving yang sudah didapat. Lihat pengalaman anak dan perilakunya saat mengemudi.

7.Setelah anak mendapatkan SIM dan dipercayai untuk mengemudi sendiri, jangan lupa untuk melakukan kontrol atau pengawasan secara berkala.

Untuk mengatasi bahaya yang diakibatkan para pengemudi dadakan ini, ada baiknya melatih anak-anak di usia dini untuk mengemudi. Meski belum bisa mendapatkan SIM, tapi setidaknya anak sudah cukup mahir dan siap menjadi pengemudi yang bertanggung jawab jika sudah direstui untuk mengantongi SIM.



(Dikutip dari berbagai sumber)